Kapus

Kapus

GANBATTE

 

PROGRAM INOVASI GIZI

DENGAN NAMA

GANBATE (CEGAH ANEMIA BUAT ANAK BANGSA PINTAR DAN SEHAT)


RINGKASAN INOVASI GANBATE

 (CEGAH ANEMIA BUAT ANAK BANGSA PINTAR DAN SEHAT)

BULAN JANUARI

TAHUN 2019


A. Pendahuluan

Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal, pembaharuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Kata kuncinya adalah hal yang baru, pembaharuan dan penemuan baru.

Undang-undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Oleh karena itu, UPT Puskesmas Pameungpeuk memfasilitasi masyarakat terhadap akses informasi kesehatan melalui peningkatan pelayanan mutu puskesmas melalui program inovasi UPT Puskesmas Pameungpeuk. Inovasi UPT Puskesmas Pameungpeuk merupakan kegiatan “GANBATE “ yang merupakan singkatan dari cegah anemia buat anak bangsa pintar dan sehat yang merupakan bagian dari program Gizi dan PKPR.

Anemia gizi adalah keadaan dengan kadar Hemoglobin (Hb), hematokrit, dan sel darah merah yang lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut (Arisman, 2010). Klasifikasi anemia pada remaja menurut WHO (2011), seorang remaja dikatakan anemia ringan apabila nilau Hb 110 – 119 gr/L, sedang apabila 80 – 109 gr/L, dan berat apabila Hb < 80 gr/L.

 

 

B.  Latar Belakang

Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki – laki yang berada pada usia antara anak – anak dan dewasa. Batasan remaja dalam hal ini dalah usia 10 – 19 tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO,1995). Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja akan mempengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut. Asupan zat – zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang (Sulistyoningsih, 2011).

Anemia pada remaja merupakan salah satu dari 4 masalah gizi pada remaja. Anemia dapat menyebabkan keadaan mudah lelah dan pening, terutama perubahan posisi duduk ke posisi berdiri. Anemia terjadi pada remaja akibat kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi. Kebutuhan zat besi pada perempuan adalah 3 kali lebih besar daripada laki – laki. Karena remaja putri  mengalami menstruasi sehingga terjadi kekurangan darah yang menyebabkan remaja putri rentan terkena anemia. Beberapa faktor kebiasaan dan sosial budaya turut memperburuk kondisi anemia dikalangan perempuan Indonesia. Contohnya kurang mengkonsumsi bahan makanan hewani, kebiasaan diet untuk menurunkan berat badan. Budaya atau kebiasaan di keluarga sering menomorduakan perempuan dalam hal makanan hingga kemiskinan yang menyebabkan mereka tidak mampu mengkonsumsi makanan bergizi (Sulistyoningsih, 2011).

Kebutuhan zat besi pada wanita sangat tinggi disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan wanita lebih rawan terhadap anemia berat daripada pria. Pada wanita memerlukan 1,5 mg/hari, namun sebenarnya 1,3 mg/hari pun sudah mencukupi hanya saja jumlah 1,5 mg/hari dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat menstruasi (Sulistyoningsih, 2011).

Dampak anemia defisiensi besi pada remaja antara lain menurunakn daya tahan tbuh sehingga mudah terkena penyakit dan menurunkan aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan kerja fisik dan prestasi belajar. Disamping itu remaja yang menderita anemia mengalami penurunan kebugaran sehingga akan menghambat prestasi belajar dan produktivitas. (Arumsari, 2008)

Menurut Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237 juta jiwa dan sebanyak 18,33% atau 43 juta jiwa adalah remaja berusia 10 – 19 tahun. Jumlah penduduk di Jawa Barat sebanyak 43.053.732  jiwa dengan jumlah remaja usia 10 – 19 tahun sebanyak 8.033.548 jiwa. Di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2013 sebanyak 44,8% pada usia 5-24 tahun (Kemenkes RI,2013). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 prevalensi anemia di Jawa Barat  pada perempuan sebesar 13,4%. Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut (2015) sebanyak 10% remaja putri di Kabupaten Garut yang mengalami anemia. Berdasarkan data pemetaan anemia dan KEK pada ibu hamil yang dilakukan di UPT Puskesmas Pameungpeuk didapatkan hasil dari 90 orang ibu hamil yang diperiksa 33,33% atau 30 orang dari total ibu hamil yang diperiksa mengalami anemia.

Sejauh ini ada empat pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi besi. Keempat pendekatan tersebut adalah pemberian tablet atau suntikan zat besi, pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan, pengawasan penyakit infeksi dan fortifikasi makanan pokok dengan zat besi.

GANBATE melakukan beberapa kegiatan yaitu :

1.      Pemeriksaan Hb Gratis

2.      Konseling tentang Anemia

C.  TUJUAN

1.      Tujuan Umum

Menurunkan jumlah penderita anemia dengan cara pemberian tablet Fe dan konseling tentang anemia sehingga anemia bukan lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat.

2.      Tujuan Khusus

a.    Tercapainya cakupan penemuan penderita anemia secara bertahap

b.    Meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang dampak Anemia

c.    Meningkatnya kesadaran dari remaja putri tentang pentingnya konsumsi tablet Fe

3.      Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

1.      Kegiatan Pokok

a.       Pemeriksaan Hb Gratis

b.      Konseling tentang Anemia

2.      Rincian Kegiatan

a.       Pemeriksaan Hb Gratis

Melakukan pemeriksaan Hb pada remaja yang berkunjung ke puskesmas dan melakukan konsultasi mengenai Anemia

b.      Konseling Tentang Anemia

Mendata semua pasien TB Paru yang sudah tuntas pengobatannya dan BTA nya negatif untuk ikut memotivasi penderita TB Paru yang masih minum obat untuk minum obat sampai tuntas

 

4.      Cara Melaksanakan Kegiatan

Kegiatan program inovasi GANBATE dilaksanakan lintas prgram antara program PKPR,Gizi dan petugas laboratorium dan lintas sektor dengan SMP dan SMA yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pameungpeuk.

 

5.      Sasaran

Remaja Putri yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pameungpeuk

 

6.      Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Bulan januari s/d Desember Tahun 2019

7.    Monitoring Evaluasi Pelaksanaan  Kegiatan  Dan Pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk melihat apakah kegiatan sudah terlaksana sesuai jadwal yang telah direncanakan. Evaluasi ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Pelaporan dibuat dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.

 

 

 

8.    Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan

Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah bukti pelaksanaan kegiatan (daftar hadir dan visum materi). Pelaporan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai melakukan kegiatan dan dilaporkan kepada penanggung jawab UKM dan Kepala Puskesmas. Evaluasi dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan melakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan.

 

9.    Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "GANBATTE "

Posting Komentar

Dimana saya dapat mengetahui informasi lengkap mengenai profil Upt Puskesmas Pameungpeuk? informasi lengkap mengenai upt puskesmas p...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel